Sabtu (27/7) pagi, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bersama dengan Pusat Studi Lingkungan (PSL) UMS dan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PDM Boyolali mengadakan webinar nasional. Acara yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting ini mengangkat tema “Pengelolaan Tambang Berwawasan Lingkungan Hidup: Peluang dan Tantangan Industri Tambang”. Webinar ini menghadirkan dua pembicara ahli, yaitu Dr. Muchammad Sobri, S.Pt., M.P., Ketua MLH PWM Jawa Tengah, dan Aditya Saputra, S.Si., M.Sc., Ph.D., Dosen Prodi Geografi UMS.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Geografi, Jumadi, PhD, menekankan pentingnya topik yang dibahas dalam webinar ini. Beliau mencatat bahwa sejak Indonesia merdeka, belum pernah ada organisasi masyarakat (ormas) yang terlibat dalam pengelolaan tambang. Oleh karena itu, keterlibatan ormas dalam pengelolaan tambang menjadi topik yang langka dan menarik perhatian.
Jumadi berharap jika Muhammadiyah nantinya mengambil peran dalam pengelolaan tambang, mereka dapat menjadi teladan dalam praktik pengelolaan yang ramah lingkungan. “Apabila nantinya Muhammadiyah mengambil bagian dalam mengelola tambang, semoga Muhammadiyah bisa menjadi contoh bagaimana pengelolaan yang lebih ramah lingkungan, memberikan manfaat yang luas, dan berdampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Jumadi yang juga merupakan anggota PSL.
Dr. Muchammad Sobri, yang akrab disapa Sobri, menjelaskan bahwa definisi tambang sangat luas, tidak hanya terbatas pada batubara, emas, dan nikel, tetapi juga mencakup sumber daya alam lainnya seperti minyak sawit dan sumber daya udara. Dalam pengelolaan ekosistem tambang, diperlukan etika dan ilmu pengetahuan yang berjalan berdampingan. “Tuhan tidak melarang kegiatan tambang, namun pengelolaannya harus sesuai dengan norma agama dan etika sosial, didukung oleh kajian ilmiah (IPTEK), serta mendahulukan asas kemaslahatan lingkungan dan makhluk hidup,” jelas Sobri.
Sejalan dengan Sobri, Aditya Saputra menambahkan bahwa peran Muhammadiyah dalam pengelolaan tambang sangat penting dan dapat membawa banyak manfaat. “Jika Muhammadiyah berhasil, pengelolaan tambang dapat menjadi rahmatan lil’alamin: membawa berkah dan manfaat yang luas. Namun, perlu diingat bahwa segala keputusan harus dipikirkan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya,” ungkap Aditya.
Webinar ini diharapkan dapat membuka wawasan peserta mengenai pentingnya pengelolaan tambang yang berwawasan lingkungan dan memotivasi ormas seperti Muhammadiyah untuk terlibat aktif dalam sektor ini dengan cara yang bertanggung jawab.