Oleh: Drs. H. Priyono, M.Si. (Ketua Ta’mir Masjid Al-Ikhlas Sumberejo, Klaten Selatan)
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Ahmad]
Dangdut Koplo kini sedang sangat digemari di kalangan masyarakat. Di radio, di televisi, hingga di angkot dan bus, musik Dangdut Koplo hampir tak pernah absen diputar. Bahkan kalau Anda bepergian naik bus, hampir semua bus, mulai dari bus antar kota sampai bus pariwisata, di sepanjang perjalanan lagu yang diputar seringnya adalah yang bergenre Dangdut Koplo. Maka tidak heran jika mulai dari orang tua hingga anak-anak hafal lirik-lirik lagu Dangdut Koplo yang sedang tenar.
Salah satu lagu Dangdut Koplo yang saat ini masih tenar adalah yang berujudul Jaran Goyang. Hampir semua kalangan hapal liriknya, bahkan banyak anak SD dan TK yang hafal lirik lagu tersebut. Padahal jika kita cermati, lirik lagu tersebut mengandung ajakan kepada tindakan yang dilarang dalam Islam. Coba simak penggalan lirik lagu Jaran Goyang berikut:
“… Jurus yang sangat ampuh, teruji terpercaya tanpa anjuran dokter, tanpa harus muter-muter cukup siji solusinya, pergi ke mbah dukun saja.…”
Jika kita perhatikan dengan seksama, lirik lagu tersebut mengandung ajakan yang bisa menjerumuskan kepada kesyirikan, yaitu mengajak dan menganjurkan untuk meminta pertolongan kepada dukun. Padahal salah satu dosa yang tak terampuni adalah dosa syirik. Pada bagian lain, lirik lagu tersebut lebih jelas lagi mengajak untuk bersegera pergi ke dukun:
“… Jangan bicara jangan berisek sek sek. Gek ayo ndang mangkat ndukun, rasah kakean ngelamun. Ndukun, ndukun , ndukun ayo ndukun.…”
Melihat ketenarannya di masyarakat, maka tak heran jika pengaruh lagu ini juga akan sangat kuat. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita khawatir akan pengaruhnya terhadap rusaknya akidah ummat Islam. Apalagi jika melihat kenyataan bahwa di Indonesia praktik perdukunan ini sudah dikenal lama oleh masyarakat kita.
Eksistensi praktik perdukunan seolah tak surut meski zaman sudah semakin modern. Bahkan mereka kini makin meroket dengan kesuksesan promosi melalui berbagai media modern baik cetak maupun elektronik, baik melalui sinetron, film, maupun lagu, salah satunya dengan ajakan melalui lagu Jaran Goyang yang sedang popular itu.
Padahal hukum pergi ke dukun sudah sangat jelas dilarang dalam Islam. Rosulullah bersabda: “Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad)
Maksud hadits di atas jelas bahwa orang yang datang dan bertanya kepada dukun dan meyakini/mempercayai si dukun, bahwa dia mengetahui perkara ghaib maka berarti ia telah mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW (Al Qur’an). Itu berarti bahwa ia telah menyalahi dan mendustakan firman Allah SWT dalam Surat Al-Naml ayat 65 yang artinya: “Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”.
Maka menyaksikan maraknya praktik perdukunan yang merajalela dan transparan di kalangan masyarakat, bahkan ada lagu yang terang-terangan mengajak pergi ke dukun, dan lagu tersebut dengan bebas beredar tanpa ada pihak yang keberatan, ini sungguh memprihatinkan. Bagaimana mungkin sebuah dosa besar dibiarkan dilakukan secara terang-terangan tanpa ada peringatan?
Perilaku syirik banyak dipraktikan masyarakat karena kurangnya pengetahuan tentang tauhid serta hal-hal yang dapat mendangkalkan bahkan merusak akidah seorang muslim. Apalagi mengingat tuntutan dan godaan hidup di zaman modern yang begitu kompleks ini, terkadang terasa begitu berat sehingga seorang muslim yang lemah imannya kemudian melarikan masalah mereka kepada dukun. Nauzubillahi min zalik.
Perdukunan adalah sebuah kesyirikan. Dan syirik termasuk dosa besar yang tidak diampuni. Apalagi yang pergi ke dukun untuk membuat agar orang lain celaka, sengsara atau merasakan sakit (santet), maka selain dia berdosa kepada Allah SWT juga berdosa kepada sesama.
Karena itu, kaum muslimin mempunyai kewajiban untuk menerangkan dan saling mengingatkan terkait masalah prinsip ini sejelas-jelasnya. Bahwa meminta bantuan kepada seorang dukun tidaklah membawa manfaat, melainkan akan mendapatkan murka Allah SWT. Jika kita pergi ke dukun, seperti dianjurkan oleh lagu Jaran Goyang tersebut, berarti selangkah demi selangkah kita meninggalkan keimanan kepada Allah SWT alias menjerumus kepada kekafiran.