Keinginan Presiden Jokowi ini dalam konteks jaman now sebenarnya bukanlah hal luar biasa. Sebab, sejarah telah membuktikan betapa pemuda di setiap zaman memiliki peran sangat signifikan bagi kemajuan bangsanya. Presiden pertama RI, Soekarno pada pidato peringatan HUT Kemerdekaan RI pada 1966 menyatakan: “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Hal ini menunjukkan betapa besar potensi pemuda bagi kemajuan bangsa dan negerinya. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemuda kita hanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia dan bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti narkoba, tawuran, dan pornografi maka dapat dipastikan masa depan bangsa ini akan suram.
Lalu sosok pemuda seperti apa yang dapat diharapkan mampu membangun negeri ini? Alquran memiliki jawaban. Di dalam Alquran, banyak sekali ayat yang menceritakan tentang pemuda. Misalnya kisah ashabul Kahfi dan kisah para sahabat Rasulullah. Dalam QS Al-Kahfi ayat 13 yang artinya: ”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” Ayat ini menunjukkan bahwa pemuda Ashhabul Kahfi merupakan sekelompok pemuda yang memiliki integritas moral yang tinggi.
Dari berbagai kisah dalam Alquran dapat kita pahami bahwa Alquran selalu menghubungkan pemuda dengan hal-hal positif. Seperti firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 54: “Dialah Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.”
Pemuda memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kelompok usia lain. Allah SWT memberikan keistimewaan kepada para pemuda yakni kekuatan fisik, intelektual, dan idealisme. Sebab, pemuda memiliki kekuatan ingatan dan analisa yang tajam. Itu semua tidak mungkin dimiliki oleh orang lanjut usia.
Dalam sirah nabi kita mengenal pemuda-pemuda yang berjuang bersama Rasulullah, seperti Salman al Farisi, Khalid bin Walid, Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan lainnya.
Salman Al-Farisi dalam perang Khandaq dikenal sebagai pencetus ide pembuatan parit untuk menghadang puluhan ribu musuh yang tak sebanding jumlahnya dengan kaum muslimin pada waktu itu. Khalid bin Walid sosok pemuda yang dikenal sebagai seorang panglima tak pernah kalah karena kepiawaiannya dalam mengatur strategi. Selain itu, ada Ali bin Abi Thalib, pemuda yang selalu menemani dan melindungi Rasulullah. Pemuda-pemuda Islam tersebut memiliki kesaamaan: mereka memiliki jiwa pejuang dan keimanan yang tinggi.
Namun bagaimana dengan pemuda Islam masa kini? Masih adakah semangat juang untuk membangkitkan peradaban Islam? Ataukah justru mereka terbuai dengan kenikmatan dari memainkan gadgetnya? Gadget harus tetap sebagai tehnologi untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan tentu menjadi rahmatan lil alamin.
Pemuda mempunyai tanggung jawab, kewajiban, dan amanah untuk membina umat. Agar mampu menjalankan tugas tersebut, maka pemuda harus memiliki pemikiran visioner (jauh ke depan), banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan mampu memimpin umat.
Berbagai kisah masa lalu tentang pemuda pejuang Islam menunjukkan betapa mereka memiliki keimanan, keikhlasan, dan semangat serta amal kebajikan. Maka peradaban Islam akan bangkit jika pemudanya memiliki iman yang kuat dan etos kerja yang tinggi untuk untuk berjuang memajukan peradaban Islam guna untuk menjadi pemimpin dunia yang relijius.
Dalam konteks saat ini, bangsa Indonesia akan menikmati bonus demografi pada 2020-2030. Di mana jumlah anak muda usia produktif lebih banyak dibanding usia tidak produktif, maka peran pemuda sedang ditunggu-tunggu untuk ikut serta berkiprah dalam memajukan negeri ini. Maka ide untuk mengangkat anak muda dalam jajaran kabinet Jokowi Jilid II menjadi kesempatan emas bagi pembuktian kualitas kaum muda kita.
Semoga pemuda Islam dengan jiwa besar dan kepemimpinan mampu ikut mengambil peran dalam memajukan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan mampu memimpin peradaban dunia. (*)
(*) Tulisan ini pernah dimuat di Radar Solo pada Rubrik Taklim