Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis serta Drone untuk Pembelajaran Geografi SMU serta Model E Learning dan Menulis Artikel Ilmiah Populer
Oleh Drs.Priyono,MSi
Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sebanyak 73 guru Geografi SMU dan MAN se tiga kabupaten di Pantura yaitu kabupaten Rembang , Pati dan Blora , pada hari kamis tgl 21 november ,bertempat di SMUN 2 Rembang mengadakan workshop pembelajaran geografi dengan tehnologi Indraja, sistem Informasi geografis(SIG) serta penggunaan drone . Kegiatan ini diinisiasi oleh Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bekerjasama dengan MGMP Geografi Kabupaten Rembang. Workshop dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru geografi smu dan sederajat tentang pemanfaatan tehnologi penginderaan jauh,SIG serta drone. Disamping penggunaan tiga tehnologi tersebut, workshop juga memberi ketrampilan atau kemampuan berliterasi atau menulias di media massa serta model pembelajaran dengan E learning.
Pembelajaran geografi di smu sangat terkait dengan pembelajaran di perguruan tinggi sehingga kolaborasi ini bisa membangun link and match materi geografi. Pengembangan keilmuan geografi yang mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan diemplementasikan teknologi pembelajaran dapat memberikan pemahaman materi yang lebih gampang, menarik dan memahamkan tentang kajian spasial. Sangat tepatlah pembelajaran spasial didekati dengan Penginderaan Jauh, SIG dan aplikasi drone.
Materi workshop dirancang secara sistematis mulai dari peranan Penginderaan jauh dalam pengumpulan data geografi yang disampaikan oleh Agus Anggoro Sigit,SSi,MSc, dosen Penginderaan Jauh dan SIG Fakultas Geografi UMS dan Assesor uji geospasial tingkat Nasional, dilanjutkan dengan pengolahan data geografi dengan SIG. Materi pembelajaran geografi dengan e learning disampaikan oleh Jumadi,SSi,MSc,PhD, dosen geografi ums yang terampil dalam web sig dan telah banyak menciptakan soft ware aplikasi di berbagai instansi pemerintah. Materi ini disertai denag praktek menggunakan smarthphone. Guru harus memiliki kemampuan menulis dan kali ini ketrampilan menulis di Koran diberikan oleh kolumnis Radar solo Drs.H.Priyono,MSi yang telah memiliki HAKI 8 buah karena artikel di Koran sejak tahun 2014. Seorang penulis harus imaginatif,kaya gagasan, banyak praktek dan menelorkan magic information di setiap alinea. Tidak kalah penting menulis harus menanamkan kohesivitas setiap alinea sehingga enak dibaca dan gemar membaca. Habis makan siang dan dhuhur disampaikan dan dipraktekkan aplikasi drone utk pembelajaran geografi yang dilanjutkan praktek in door dan out door.
Harapan ke depan, materi yang telah disampaikan bisa diimplementasikan dalam pembelajaran geografi di smu dan sederajat sehingga mata pelajaran geografi akan memiliki daya tarik bagi siswa karena selalu lekat dengan penggunaan teknologi geo spasial yang bisa mengkaji bumi secara keruangan dan comprehensive. Penggunaan teknologi yang disajikan dalam workshop akan menggugah guru untuk selalu mengajarkan obyek geografi dengan pendekatan keruangan dan laptop guru geografi selalu tersimpan software GIS yang dapat menampilkan visualisasi obek geografi secara spasial dan aplikasi SIG secara optimal mulai dari pembuatan peta,manipulasi positif,pengukuran sampai permodelan.
Model workshop ini sebelumnya telah diberikan di Pangandaran selama dua hari, tepatnya di hotel Pantai Pangandaran, yang diikuti oleh guru geografi se Jawa barat dan akan dilanjutkan di pulau Madura dan beberapa mgmp di Jatim atas permintaan guru geografi di sana. Nampaknya peran teknologi smarthphone memudahkan cara komunikasi dan sosialisasi kajian geografi ke pelosok tanah air. Beberapa Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) GEOGRAFI telah memanfaatkan alat mungil ini utk kajian geografi melalui system pembelajaran online dan menshare kebutuhan pembelajaran geografi. Hal ini akan mengurangi kesenjangan pengetahuan geografi bagi guru dan sekaligus mencerdaskan guru geografi yang tergabung dalam MGMP. Oleh karena itu konsep silaturahmi itu penting, lebih lebih kolaborasi dosen geografi dan guru geografi yang beberapa waktu lalu dicanangkan oleh Prof Suratman dari Fakultas Geografi UGM dengan untaian kata : Lecture goes to School dan Teacher goes to Campus. Interaksi dan kolaborasi guru dan dosen. Semoga pembelajaran geografi semakin menarik dan menyenangkan.
Kita masyarakat geografi sudah mulai merespon paradigma yang diluncurkan BAN PT dengan 9 standar penilain akreditasi bahwasannya setiap mengadakan kegiatan harus mengacu lebih pada kegiatan pengembangan dari pada penguatan. Kegiatan pengembangan berfocus pada out put dan out come sedangkan kegiatan penguatan berorientasi pada in put dan proses. Misalkan kegiatan workshop pembelajaran geografi, tidak hanya dinilai dari banyaknya peserta dan proses pembelajarannya tapi juga out put yang berupa artikel peserta yang bisa dipublikasikan di media informasi seperti jurnal, call paper dan Koran. Semoga pembelajaran geografi semakin menarik dan menyenangkan. (*)