NAMANYA termasyhur di kalangan pencinta olah raga ekstrem tarung bebas, Ultimate Fighting Championship (UFC). Dialah Khabib Nurmagomedov, sang pemegang sabuk juara kelas lightwight UFC sejak April 2018. UFC merupakan kejuaraan tarung bebas seni bela diri campuran dari berbagai disiplin ilmu bertarung seperti Tinju, Kickboxing, Jiujitsu, Sambo, Muay Thai, Karate, Taekwondo, dan Judo. Khabib merupakan salah satu petarung UFC yang fenomenal. Rekor kemenangan adalah 29-0 alias tidak pernah kalah!
Namun siapa sangka, meski garang dan perkasa di atas ring oktagon, ternyata Khabib Nurmagomedov adalah Âanak mama yang penurut. Pasalnya, Nurmagomedov memutuskan untuk pensiun justru di masa keemasan dengan alasan: menuruti keinginan Mamanya. Keputusan sang petarung muslim dari Rusia itu untuk pensiun dari UFC setelah berduel dan mengalahkan Justin Gaethje di ajang UFC 254 di Fight Island, Abu Dhabi pada Minggu (25/10) lalu itu sempat mengejutkan para penggemarnya. Setelah bersujud syukur atas kemenangannya, dan sambil menitikkan air mata, Khabib mengumumkan pensiun dari UFC. Khabib bercerita bahwa setelah ayah sekaligus pelatihnya, Abdulmanap, meninggal dunia pada Juli 2020 akibat COVID-19, ibunya melarangnya untuk bertarung. Namun setelah tiga hari berbicara dengan ibunya, akhirnya Khabib diizinkan bertarung. Kepada ibunya Khabib berjanji bahwa ini adalah pertarungannya untuk yang terakhir kali. Meski banyak kalangan menilai bahwa masa kejayaannya masih panjang namun Khabib dengan mantap menuruti dan menepati janjinya kepada ibunya.
Khabib Nurmagomedov, lelaki gagah perkasa itu adalah anak yang patuh dan hormat kepada ibunya. Inilah akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Saat seorang sahabat bertanya, “Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini.” Rasul menjawab, “Ibumu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu.” “Kemudian lagi, ya Rasul,” tanya orang itu. “Rasul menjawab, “Ibumu.” Lalu, laki-laki itu bertanya lagi; “Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?” “Bapakmu,” jawab Rasulullah (HR Bukhari dan Muslim)..
Hadis di atas menunjukkan bahwa kecintaan, kasih sayang, dan rasa hormat kita terhadap ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap ayah. Mengapa demikian? Tidak lain karena dahsyatnya perjuangan seorang ibu bagi anaknya. Allah SWT berfirman dalam QS Luqman ayat 14 yang artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
Ayat di atas menegaskan bahwa seorang ibu telah melewati tiga kepayahan, yaitu ketika mengandung, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan sang ayah juga memiliki peran yaitu dalam hal pendidikan dan memberi nafkah bersama-sama dengan ibu. Dengan demikian, sehebat dan sesukses apapun seseorang itu, sudah pasti tak akan mampu membalas jasa dan pengorbanan ibunya. Tak bisa dibantah bahwa di balik kesuksesan seorang anak, pasti ada “tangan dingin” seorang ibu. Kita jadi kita saat ini, pasti karena kekuatan doa dan restu ibu.
Maka seorang anak yang sholeh adalah seorang anak berbuat baik dan penuh berbakti kepada ibunya. Setinggi apapun jabatan, sehebat apapun prestasi, sekayaraya apapun kita saat ini, kita harus tetap berlaku lembut, berbicara dengan sopan dan santun kepada ibu, serta bertindak dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan ibu.
Meski di zaman akhir sekarang ini banyak kita saksikan berita tentang perilaku anak yang durhaka kepada ibunya, namun lihatlah Khabib Nurmagomedov, sang juara dunia UFC itu. Ia tetap menjadi anak yang sholeh yang patuh dan hormat kepada ibunya. Meski bila dihitung secara materi dia rugi karena pensiun di masa kejayaan, namun ia memilih menuruti keinginan ibunya demi menghormati dan menyayangi ibunya. Maka jika saat ini ibu Anda masih hidup, jangan tunda untuk segera berbakti kepadanya. (*)