Perbedaan kondisi geografi tempat tinggal siswa menjadikan banyak kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran daring. Kendala jaringan menjadi masalah yang umum terjadi. Tidak semua siswa tinggal di daerah yang terjangkau sinyal dengan baik, masih banyak siswa yang berada di daerah dengan cakupan sinyal yang kurang memadai. Untuk mendapatkan sinyal, mereka harus mencari tempat yang dapat terjangkau sinyal yang tak jarang jauh dari tempat tinggal mereka. Tentu bukan perkara mudah apalagi jika siswa tinggal di daerah pelosok. Sehingga tidak jarang banyak siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring dengan baik.
Selain kendala jaringan, ketersediaan kuota juga menjadi momok tersendiri saat kegiatan daring, tak jarang siswa seringkali tidak dapat mengikuti kegiatan daring karena tidak mempunyai kuota. Keadaan ekonomi yang kurang memadai menjadikan pembelian kuota tidak dapat menjadi prioritas utama para orang tua. Pada saat ini, meskipun ada bantuan kuota dari pemerintah, tapi kuota yang diberikan jumlah terbesarnya adalah kuota belajar. Kuota belajar ini hanya dapat digunakan untuk mengakses materi tertentu saja,s emetara kuota utamanya terbatas, sehingga acap kali siswa masih terkendala kuota dalam mengikuti pembelajaran.
Kendala lain yang sering kali muncul dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh yaitu adanya keluhan dari siswa karena ruang penyimpanan hp habis/penuh. Hal ini karena banyak materi yang harus mereka download. Materi berbentuk video, word atau PPT ukuran filenya tentu tidak kecil, sehingga tak jarang siswa yang mengeluh handphonenya sudah tidak bisa lagi dipakai untuk mendownload materi.
Mencermati hal tersebut, seorang guru harus bisa mecari alternatif dalam penyampaian materi terhadap siswa. Penyampaian materi oleh guru pada kegiatan daring umumnya banyak menggunakan video pembelajaran. Pada awalnya siswa cukup antusias, tetapi dengan banyaknya guru yang memberi materi dengan menggunakan video, banyak siswa yang mengeluh kuotanya hanya dalam beberapa hari sudah habis dan pada akhirnya tidak bisa mengikuti pembelajaran. Belum lagi jika ada guru yang mengirimkan videonya melalui aplikasi pesan whatsapp, tentuk untuk bisa melihatnya, video harus didownload terlebih dahulu. Jika terlalu sering, maka pada akhirnya siswa mengeluh memory handphonenya sudah mencapai batas maksimum.
Selain menggunakan video, dalam penyampaian materi, guru sering pula menggunakan slide power point (PPT). PPT cukup menjadi pilihan para guru untul menyampaikan materi secara daring. Penggunaan PPT memang lebih hemat kuota jika dibandingkan dengan penggunaan video, tetapi ada beberapa kendala yg dikeluhkan siswa, diantaranya ukuran file PPT umumnya cukup besar. Untuk dapat membaca materi, siswa tentu harus mendownload terlebih dahulu filenya. Banyak siswa yang mengeluh ruang penyimpanan di handphonenya sudah tidak lagi cukup untuk menyimpan file-file PPT, sehingga tidak bisa menerima materi pelajaran.
Adapun cara penyampaian materi yang paling sering digunakan oleh guru adalah memberikan materi berbentuk file word. Hal ini juga ternyata sama seperti penggunaan PPT, banyak dikeluhkan karena cukup memakan tempat penyimpanan di handphone siswa. Selain itu, ada juga guru yang memberikan pemaparan materi berbentuk tulisan esai yang umumnya dikirimkan melalui whatsapp kepada siswa. Metode seperti ini memang tidak menghabiskan banyak kuota ataupun ruang penyimpanan di handphone, namun ada kalanya terkendala chat terhapus, sehingga jika siswa belum sempat mencatat materi, maka siswa tersebut tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Selain itu, ada kecenderungan siswa juga bosan jika membaca uraian materi yang berbentuk teks panjang.
Atas dasar itulah maka saya mencoba mencari alternatif lain untuk menyampaikan materi yaitu dengan menggunakan poster sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan poster tentu akan lebih menghemat kuota dan tidak terlalu menghabiskan ruang penyimpanan di handphone siswa. File poster berbentuk JPEG yang ukurannya juga tidak terlalu besar (umumnya kurang dari 5 MB. Selain itu, siswa juga ternyata lebih tertarik membaca materi, karena penyajian materi dalam poster tidak berupa teks panjang, tetapi berupa rangkuman yang dibuat dalam bentuk poin-poin penting saja. Selain itu, dengan desain poster yang menarik juga akan membuat siswa tidak bosan dalam membaca materi yang diberikan.
Pembuatan media pembelajarn berupa poster, dapat dilakulkan secara manual (khusus bagi yang memiliki kemampuan menggambar), dapat pula dengan menggunakan aplikasi pada smartphone. Ada banyak aplikasi yang dapat kita pergunakan untuk membuat poster, diantaranya ada canva, poster maker, flyer maker, coreldraw, posterlabs dan masih banyak lagi. Dalam khasanah ilmu statistic, poster adalah salah satu bentuk visualisasi untuk mendekatkan imaginasi dengan obyek kajian, agar lebih mudah dipahami pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca serta meningkatkan daya ingat.
Langkah awal dalam pembuatan poster adalah membuat rangkuman materi yang akan dituangkan dalam poster (sebaiknya dibuat dalam bentuk poin-poin). Selanjutnya menentukan aplikasi yang akan digunakan untuk membuat poster. Dalam kesempatan kali ini saya menggunakan aplikasi canva. Aplikasi untuk membuat poster ini ditargetkan untuk pengguna yang awam serta minim skill. Disini bisa memanfaatkan tools gratis dan template yang dapat dipakai secara custom.
Cara membuat poster dengan aplikasi canva :
- Buat dalam ukuran yang tepat. Pilih ukuran yang kita ingin gunakan untuk poster yang akan kita buat.
- Pilih template poster, atau desain poster dari awal. Canva memiliki banyak template yang dapat kita pilih.
- Sesuaikan gambar pada poster. Kita dapat menambankan gambar sendiri atau salah satu dari galeri canva.
- Tuliskan poin-poin materi yang akan kita sampaikan
- Jika sudah cukup puas dengan poster yang kita buat, kita dapat mengunduh dan bagikan poster yang telah selesai.
Buatlah desain yang menarik agar siswa menjadi tertarik untuk membaca materi yang akan kita berikan .
Dengan adanya variasi penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan poster, siswa merasa cukup tertarik, selain itu dengan poster, kuota internet ataupun ruang penyimpanan handphone nya tidak berkurang banyak. Hanya saja ada kelemahannya, yaitu karena materi hanya dibentuk berupa poin-poin, ada beberapa siswa yang mengeluh tidak mengerti secara mendalam tentang materi yang diberikan. (*)