Rabu (8/5) siang, Fakultas Geografi selenggarakan Kuliah Umum di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mengangkat tema “Kebijakan Satu Peta dan Pengembangan Peta Skala 1:5000 serta Implikasinya untuk Pengembangan Industri Geospasial Indonesia di Era 4.0”, hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc. (Kepala Badan Informasi Geospasial) dengan dimoderatori oleh Wahyu Tyas Pramono, S.Si., M.Sc. (Dosen Fakultas Geografi UMS).
Pada kesempatan tersebut, Prof Muh Aris Marfai menjelaskan pentingnya kebijakan satu peta di Indonesia. “Kebijakan satu peta dengan satu standar basis data yang sama digunakan untuk semua peta di Indonesia agar mengurai tumpang tindih,”ungkap Prof Muh Aris Marfai yang juga merupakan guru besar di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Lebih lanjut, ujar Prof Muh Aris Marfai, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pembuatan peta ini. Pertama, cakupan dan ketinggian awan di Indonesia. Kedua, kondisi lingkungan dan pemukiman yang kompleks. Dan terakhir, ketersediaan peta dasar seluruh indonesia dalam berbagai skala.
Kedepan, kebijakan satu peta ini akan memberikan peluang yang besar. Terutama melihat potensi bisnis industri geospasial global antara lain dengan adanya mobile sensors & mapping, big data analysis, smart cities, loT, location based services, dan lain sebagainya.