Pada awal maret 2020, virus COVID-19 yang menggemparkan dunia, didapati telah masuk ke Indonesia, dimana ditemukan dua kasus positif virus corona. Semenjak awal kemunculannya di Indonesia, pemerintah mencoba melakukan berbagai kebijakan guna meminimalisir penyebaran virus corona, karena seperti yang telah terjadi di berbagai negara virus ini penyebarannya sangat cepat. Sampai saat ini penyebaran virus ini semakin menggila sehingga angka yang kena serangan virus semakin meningkat menjadikan mobilitas penduduk semakin dibatasi yang menjadikan tekanan ekonomi yang semakin sulit.
Terjadilah dilema antara menghambat penyebaran virus dengan pemulihan ekonomi masyarakat. Maka sang raja Yogyakarta Hadiningrat bersabda sbb : Tambahan kasus covid-19 tak perlu dipermasalahkan,nek positif yo neng omah opo rumah sakit. Tidak ada kebijakan lain selain beradaptasi, jangan menakut nakuti. Sing penting ono upo kanggo urip(19 september 2020). Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah diantaranya social distancing, physical distancing, bahkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pemberlakuan kebijakan tersebut berdampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satu yang terdampak dari kebijakan tersebut adalah dunia pendidikan. Kegiatan belajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung di sekolah, tidak dapat dilakukan. Untuk menunjang agar siswa tetap dapat belajar dan kegiatan pembelajaran tetap berlangsung, pemerintah melalui Kemdikbud memberlakukan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Guru dan siswa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi digital. Karena PJJ ini mempergunakan teknologi digital sebagai unsur utamanya, sehigga sering juga disebut pembelajaran berbasis digital (digital learning). Pembelajaran berbasis digital sesuai dengan keadaan sekarang yang memasuki revolusi industry 4.0 dimana menjadikan teknologi digital menjadi hal yang utama dalam aktivitas manusia. Dengan adanya teknologi digital, guru dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar dimanapun dan kapanpun tanpa terbatas ruang dan waktu.Termasuk di masa pandemi, penyebaran virus yang semakin meluas, bukan menjadi alasan untuk berhenti belajar. PJJ dapat terus dilakukan agar tujuan pendidikan nasional tetap dapat tercapai.
Salah satu contoh pembelajaran digital adalah dengan memanfaatkan media internet untuk proses pembelajaran. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, banyak platform yang menyediakan berbagai konten untuk keperluan pembelajaran. Selama masa pandemi, siswa belajar dari rumah, keterbatasan siswa terhadap akses buku teks pembelajaran tentu tidak semudah ketika belajar secara tatap muka di sekolah. Kehadiran konten-konten pembelajaran secara digital akan sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Salah satu tugas pokok dan fungsi guru adalah mengajar. Proses membelajarkan kompetensi kepada siswa merupakan tugas yang tidak dapat dilepaskan dari sosok guru. Sebagai upaya agar kompetensii dapat tercapai, diperlukan konten pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Di masa pandemi, meskipun banyak konten pembelajaran yang dapat diakses di internet, guru diharapkan mampu membuat sendiri atau setidaknya menyesuaikan konten pembelajaran digital yang sudah ada. Hal ini dikarenakan karakteristik dan permasalahan belajar setiap siswa di setiap sekolah tentunya tidak sama.
Dalam pembuatan konten pembelajaran digital, guru sebisa mungkin dapat membuat konten sendiri. Andaikata terpaksa menggunakan konten orang lain, maka kita harus mencantumkan sumber secara lengkap, agar tidak dicap plagiat. Pembuatan konten pembelajaran digital hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa di tempat mengajar, agar dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Konten pembelajaran digital yang dibuat dapat berupa video, gambar, ataupun file word, ppt dan sebagainya.
Kemudian konten digital tersebut dapat dibagikan melalui website, blog ataupun diberikan melalui media sosial kepada siswa. Digitalisasi apapun yang telah diciptakan guru, maka interaksi dalam pembelajaran harus wajib dilakukan misalnya dalam forum tanya jawab dengan sinkron maupun asinkron agar demokratisasi dan pemahaman materi lebih baik. Disamping itu pendalaman materi melalui dialog maupun tugas menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran yang baik.
Konten pembelajaran yang berupa video, sebaiknya dibuat dengan durasi yang tidak terlalu lama, hal ini untuk meminimalisir penggunaan kuota internet. Selain itu, konten pembelajaran yang berupa teks juga tetap perlu dibuat, sekalipun sudah ada konten yang berupa video. Tujuannya apabila kuota jaringan internet lambat maka siswa tetap bisa menggunakan alternatif materi pembelajaran lain berupa teks yang umumnya lebih ringan untuk dibuka. Materi yang akan dijadikan konten pembelajaran sebaiknya disajikan dengan ringkas dan jelas. Hal ini untuk menghindari agar siswa tidak jenuh dalam mempelajari materi yang diberikan.
Kreatifitas guru sangat dibutuhkan untuk bisa menghasilkan konten-konten pembelajaran yang menarik. Guru harus bisa mempergunakan berbagai media untuk penyajian konten pembelajaran. Jika sebelum pandemi melanda, guru hanya menyajikan materi dengan berbekal buku teks pembelajaran. maka pada saat ini guru dituntut untuk bisa menyajikan materi dalam bentuk digital. Mengemas bahan ajar dengan tampilan digital tidak perlu memerlukan keahlian khusus, saat ini banyak aplikasi yang dapat membantu guru untuk membuat konten-konten pembelajaran. Selain berupa materi, penyajian konten pembelajaran yang berbasis game juga diperlukan untuk membuat siswa tidak jenuh dalam belajar.
Dalam penyampaian kepada siswa, mengirim konten langsung berupa file sebaiknya dihindari, akan lebih baik apabila berupa link. Tujuannya adalah untuk menghindari pelambatan kinerja smartphone siswa akibat terlalu banyak mendownload konten. Siswa juga bisa saja akan kesulitan mencari konten yang sudah didownload akibat banyaknya file yang tersimpan di smartphonenya. Konten pembelajaran yang dibuat guru, bisa disimpan di drive ataupun di blog yang dimiliki guru, sehingga tidak mudah hilang, dan siswa pun tidak perlu mendownload, hanya tingga membaca saja. Kapanpun mereka membutuhkan materi, hanya tinggal membuka link yang sudah diberikan oleh guru.
Kemajuan teknologi digital yang sangat pesat, mendukung pembelajaran berbasis digital. Segala informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah, kapanpun dan dimanapun. Tinggal bagaimana guru mampu mengelolanya untuk dimanfaatkan sebagai konten pembelajaran. Mewabahnya virus covid-19, tidak menjadi halangan untuk dapat belajar. Meskipun sekolah masih ditutup dan belum bisa belajar secara tatap muka, dengan digitalisasi konten pembelajaran di masa pandemi, pembelajaran daring pada musim COVID-19 ini tetap dapat berjalan. Tidak ada alasan bagi peserta didik untuk tidak bersemangat atau malas dalam belajar. (*)
Penulis:
- Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
- Drs. Priyono, MSi (Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)